Kamis, 18 Maret 2010

Ummi ingin kamu menjadi bagian dari keluarga kami


Ummi ingin kamu menjadi bagian dari keluarga kami nay..
Itulah sepenggal kalimat yang masih misterius di benakku, kata kata ustad harif selalu saja menari nari di telingaku, berawal dari Rihlah yang di taja oleh Rohis fakultas, sore itu rombongan Rohis sempat singgah di rumah ustad Harif, beliau adalah salah satu Pembina rohis universitas yang kebetulan adalah dosen di jurusanku, hari itu ibunya beliau baru saja pulang dari Rumah sakit, kabarnya sih ibunya ustad tersebut menderita lemah jantung, jadi kami singgah untuk menjenguk sang bunda, aku juga nggak tau kenapa di antara sekian banyak kami, akulah yang paling akrab dengan ibu beliau, sampai no hp ku di minta oleh wanita lembut itu, katanya sih biar gak putus komunikasi denganku, sejak itulah aku sangat sering berkomunikasi dengan ibunya, sampai bila aku punya waktu luang, aku dan kawan kawan pergi bersilaturahim kesana, jarak rumah dan kost yang ku tempati lumayan jauh, namun aku tidak peduli karena sang bunda sangat baik hati dan perhatian denganku.
Kamu gak sibuk nay? Tanya wanita yang sudah ku panggil dengan bunda, aku jadi ingat awalnya aku dan teman teman memanggilnya dengan panggilan ibu, tapi sifat ke ibuannya sangat luar biasa samapai kami di suruh manggil bunda, sedangkan ustad manggil ummi aja.
Gak bun,, jawabku sambil menonton naruto kesayanganku.
Alah demi bunda apa sih yang nggak, suci memulai candaan pagi menjelang siang itu.
Ya, setiap bunda memanggilku untuk datang kesana, aku selalu bawa teman dua orang atau lebih, agar tidak jadi fitnah,karena ustad harif belum menikah, beliau baru menyelesaikan S2 nya di Malaysia. Walau aku akrab dengan bunda tapi aku dan ustad tetap menjaga hijab karena walau bagaimanapun kami tetap saja gak mahram.
Wah narutonya di ikat tuh.. tiba tiba ustad harif muncul entah dari arah mana aku juga gak tau. Suci mencubit kakiku, aku yang mati kutu ketahuan nonton naruto tidak bisa berbuat apa apa. Mau nukar chanel TV aja tanganku kaku,ku gigt bibirku menahan malu,
Terdengar suara tawa beberapa ketukan dari ustad,
Nayla kenapa? Tanya bunda yang dari tadi sibuk menyulam di sampingku
Gak bunda, gak ada apa apa. Jawabku cengengesan.begitulah,,aku tidak bisa mencairkan suasana dengan ustad, walau usia kami terpaut enam tahun, aku maih sangat menyeganinya.
Suasa sore yang begitu indah, senja mendekati langit dengan sangat pelan dan bersahabat.
Kenapa nay? Tanya suci sahabt dekatku
Aku tersenyum dan terus menatap langit yang akan merubah warnanya menjadi warna senja.
Dari kaca jendela kamarku sangat tampak jelas awan nan lembut.
ci.. aku masih tidak faham apa maksud dari kata kata ustad harif,
suci tersenyum dan duduk tepat di sampingku,
nay,, gak usah terlalu memikirkan kata kata itu, andaikanpun dia ingin mempersunting mu, kan bagus, kamu udah kenal dekat dengan abah bundanya, bahkan keponakannya juga, ustad harif juga serasi dengan anti, tinggi, putih, gempal juga,,he,,he,, kalau kalian berjodoh pasti nanti anak anak kalian akan comel comel, abi uminya ganteng dan cantik.. canda suci
ku tarik nafasku dalam dalam..
sama sekali kamu tidak tertari dengan beliau? Suci menanyakannya sangat hati hati
angina menyapa wajahku, ku berikan senyuman manis pada kelembutannya, suci,,terkadang apa yang kita fikirkan mudah ternyata sangat sulit menjalaninya, bila kamu di posisiku kamu akan betapa bingungnya kamu untuk mengambil sikap yang tidak mengorbankan perasaan siapapun, andaikan aku menolaknya, maka bunda akan sedih, aku tidak terlalu mementingkan perasaan ustad karna aku tau dia adalah orang yang komit, dan bila aku terima aku akan mengkhianati kepercayaan seseorang dan bila itu terjadi aku tidak bisa mema’afkan diriku sendiri.
Maksudnya kamu sedang menunggu seseorang?
Bibirku tersenyum,, setiap kita wanita memang hanya menunggu jemputan dari sang pangeran, namun kapan dia datang hanya Allah yang tau ci,,, yang penting kita berusaha dan berdo’a,
Kalau pangeran kamu itu adalah ustad harif, gimana?
Lagi lagi bibirku tersenyum, ku tatap sahabtku itu dengan tatapan penuh cinta.
Suci,, mintalah yang terbaik pada Allah, karena Allah lah yang berhak memberikan kita yang terbaik, setiap insane sudah ada jodohnya, hanya waktunya saja yang belum tepat untuk itu.
Baiklah cik gu..sekarang kamu mandi dulu.. ucap suci dan kembali ke meja belajarnya.
Ci,, kamu ikut ya….
Kemana? Tanya suci
Kita nginap ke rumah bunda, ustad harif lagi ada mukhoyyam. Paling ada abah aja di sana.
Boleh.. jawab suci
Besok kamu gak ada agenda apa apa kan tanyaku kembali
Gak ada..jawabnya singkat penuh senyum
Ku masukkan mushaf yang selalu menemaniku kemana saj. Baju tidur dan tidak lupa jilbab kaos, walupun di rumah harus tetap jaga aurat, selain ada abah siapa tau ada tamu yang tak di duga duga..
Terlihat rumah coklat muda yang di penuhi bunga bunga, pohon mangga bonsai dan beberapa bunga matahari.
Asslamu’alikum,,, ucapku
Wa’alaikum salam…. Eh,, nayla.. silahkan masuk,,, ajak kak rahma, adiknya ustad, tapi sudah berkeluarga.
Ku salam gadis yang juga memakai jilbab lebar itu, udah lama kak? Sapaku
Tadi pagi,, ummi kurang sehat, jawabnya ramah.. ini teman yang kemaren kan… mmmm namanya suci? Kak rahma mencoba menebak nama suci
Iya kak,, kemaren udah pernah kesini juga..jawab suci
Iya,, kakak kurang hafal kerna nayla bawa temannya kan gonta ganti,,jadi taunya Cuma nayla.. ma’af ya dek,, pinta gadis tinggi putih itu ramah
Gak apa apa kak… jawab suci lembut
Masuklah,, ngapa berdiri terus? Jantungnya ummi kambuh lagi,,tapi alhamdulillah gak sampai di rawat di rumah sakit,
Ooo..kakak sendiri ke sini? Tanyaku
Gak,,ada mubarak, Cuma lagi keluar sama abinya.
Nayla….terdengar suara wanita yang sudah lebih dari setengah abad itu memanggil namaku dengan sangat lembut.
Ku berikan senyuman termanisku.. kusalam tangannya yang sudah lemah karena beberapa hari ini gak mau makan kata kak rahma.
Suci juga melakukan hal yang sama.
Bunda fikir kamu gak mau datang kesini…
Gak mungkin bunda,..kemaren nayla ada kuliah yang gak bisa di tinggalkan,, padahal nayla kanegn banget dengan bunda,, ucapku lembut..
Oya bunda..ini ada oleh oleh lo…tararang….
Bunda tersenyum,,,
Ini sekuntum mawar buat yang tersayang.. ucapku sambil memberikannya ke tangan bunda.
Wanita yang masih belum bisa duduk itu menerimanya dengan sejuta senyuman hangat,
kamu tau dari mana bunda suka bunga mawar?tanya bunda terharu
taulah bunda,, masa gak tau,, bila kita menyayangi seseorang,,kita harus tau apa kesukaannya,bukan hanya makanan, tapi hal hal, benda benda yang di sukainya kita harus tau,nay kan sayang sama bunda, jadi nay harus cari tau bunda suka apa…
Tanya sama rahma?
Bukan bunda,, bundakan suka menanam bunga, nay lihat gak ada bunga mawar di situ, kata ibu nay di rumah, wanita itu sangat suka bunga mawar, ibu nay juga suka mengeloksi bunga, tapi bila bunga mawar belum ada kayaknya gak sempurna,
Bunda tersenyum,, nanti kalau bunda sudah sehat,, bunda akan rawat bunga ini,, ucap bunda
Ku langkahkan kakiku kea rah wanita lemah lembut itu.. sekarang bunganya kita letak di atas meja dulu ya bunda,,ucapku dan beliaupun memberiya ke tanganku
Sekarang bunda istirahat dulu,,
Nay mau kemana? Tanya bunda
Nay gak kemana mana bunda,, nay di sini di samping bunda,,, ucapku lembut..
Idih,,, ummi manja ya mentang mentang ada nay,, tiba tiba kak rahma masuk ke kamar bunda,,
Ummi memang gitu nay, makanya kemaren kata ummi kamu itu mau di jodohkn aja sama bang harif,, ucap kak rahma sambil memasukkan buah ke dalam kulkas
Jantungku berhenti berdetak, seperti ada petir yang menyambar hatiku.aku yang tegah duduk tepat di samping bunda jadi melemah,, kakiku menggigil,,apakah aku akan menggantikan posisi bunda yang terbaring?
Bunda menggenggam tanganku yang di tutup manset merah hati serasi dengan gamisku.
Aku berusaha tetap tersenyum, aku tidak ingin membuat bunda sedih,,
Nay..tatapannya kok jauh gitu,, kak rahma menyadarkanku dari lamunanku
Suci juga melihatku dengan penuh makna,
Setelah makan malam, aku dan suci kembali lagi ke kamar bunda, kali ini aku ingin menyuapinya,,
Bunda makan ya,,
Awalnya bunda gak mau…
Tapi aku tetap berusaha agar beliau cepat sembuh..
Akhirnya beberapa suapan masuk juga….
Beberapa hari keadaan bunda semakin membaik….
Ku rebahkan tubuhku di atas katil,, ingin rasanya aku mengulang waktu dan kembali ke masa kecilku. Ya rabb,,berikn hamba solusi di setiap masalah yang hamba hadapi,
Ku basuh wajahku dan kembali lagi ke dalam kamar.. aku sholat sunnah wudhu’ dua rakaat,, ku raih Al Qur’anku.. ku buka surah maryam dan ku mulai untuk memuraja’ahnya..
Air mataku mengalir,, sejenak ku bayangkan bunda maryam yang begitu suci, tak pernah dijamah hati dan mahkotanya dengan makhluk yang bernama lelaki.
Aku memang tidak sesuci dia wanita tersuci, namun aku tidak ingin menyakiti hanya dengan perasaan mereka yang tak berbalas.
Dulu bapak pernah bilang..bila kamu terluka oleh sikap seseorang, maka jagalah sikap mu pada orang lain agar mereka tak terluka dengan sikapmu.karena bila mereka tersakiti, mungkin mereka akan mema’afkannya namun akan ada bekas setelah itu, ibarat kita mau nancapkan paku ke sebuah dinding, bila pakunya sudah tertancap, maka kalau kita ambil kembali ada lobang bekas paku tertancap dulu.begitulah ibaratkan hati.
Besok.. aku ingin pergi ke rumah bunda. Aku tidak ingin memberi harapan pada beliau, dan juga ustad harif yang sudah mengetahui keinginan bundanya.
Siang itu cukup mendung..dari tadi malam hpku mati karna kehabisa batre..di tambah lagi mati lampu..
Aku dan suci sedikit kaget melihat keadaan rumah yang sudah dua minggu lebih tak ku kunjungi itu…
Aku ragu untuk melangkahkan kakiku..
Ku lihat ustad harif dan beberapa rombongan sepertinya baru pulang dari ziarah,, hatiku berdetak kencang,,, apalagi keranda itu,,,,
Astaghfirullah,,,, mataku berkaca kaca,,, ustad harif tidak sengaja melihatku yang berdiri tepat di samping pagar rumahnya,
Ada mendung di wajah teduh itu, beliau menatapku cukup lama, tidak seperti biasanya yang langsung ghodul basyar, sepertinya dia ingin mengatkan sesuatu, tapi ,,,,,aku dan dia saling menatap..
Astaghfirullah,, desisiku,, ku tundukkan pandanganku,,, nay…. Tiba tiba kak rahma menyentuh pundakku
i..iya kak.. ucapku terbata,, ustad harif lansngsung melintas dari hadapanku
kak rahma memelukku,,, ummi…ummi nay…
ada apa dengan bunda kak?
Ummi telah kembali pada Nya….
Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Badanku terkulai lemas..aku langsung terduduk, nay.. tiba tiba suci mendekatiku,,
Aku di bawa ke dalam.. ternyata almarhumah meninggal karena jantungnya dadakan kambuh,, hpku yang non aktif membuatku tak dapat mengecup keningnya walau untuk yang terakhir..
Ku lihat wjah ustad harif.. matanya merah tapi masih terpancar keteduhan,,lelaki yang sangat menjaga hijabnya..tapi inilah kehendak yang maha berkendak,, suatu saat kita akan di tinggalkan oleh orang yang kita cintai, dan kondisi ini pernah di alamioleh Rasulullah.
Hari ini,, jum’at…ku ziarahi kuburan almarhumah,, kubawakan setangkai mawar buat yang tersayang.. damailah di sana bunda,,ku hapus air mataku..
Kan ku ukir tempat di hatiku buat wanita yang pernah mengecup keningku, membelaiku, dan memelukku,, masalah aku dan ustad, aalhamdulillah dia tidak memaksakan kehendak itu, karena dia tau bahwa aku tidak bisa menerima lamaran itu.. aku yakin seseorang yang lebih indah telah jaus di persiapkan oleh Allah untuknya..