Sabtu, 05 Desember 2009

Cintaku


" Ana sudah mengahiri semuanya.."nafasnya ter engah-engah,matanya membendung anak sungai yang siap untuk membasahi pipinya.." ya,, ana telah mengahiri semuanya,,dan ini telah ana fikirkan matang-matang.." lanjut gadis manis ini penuh harapan agar orang-orang yang ada dalam ruangan itu mendukung penuh keputusannya itu.. semua mata tertuju padanya, kedatangannya sangat mengganggu diskusi yang sudah agak lama dimuali, ada yang memandang penuh penasaran, ada juga dengan senyuman manis dan penuh keikhlasan, bahkan ada yang memandangnya dengan mata melotot seolah-olah tak percaya apa yang baru di ucapkkannya tadi.
entah apa yang dirasakan gadis kemayu itu, bibir yang selalu ngoceh panjang lebar ketika adik binaanya tak mengerjakan tugas. kini kaku tak bisa bergerak, lisan yang sering mengomentari diskusi diskusi, yang sering memberikan taujihat-taujihat ketika dimanta kini kelu bahkan tersa ada tulang yang sangat berat, padahal ia tau lisan tidak bertulag..ia hanya bisa mengharapkan seseorang meringankan kesedihan yang sangat dalam itu, bola matanya yang tidak terlalu indah kini mengarah ke sosok wanita paruh baya, wanita cantik penuh sejuta pesona, beliau adalah sang Murabbiyah,, pendidik yang sangat berpendidikan,wanita yang sangat ia sayangi seperti ibunya sendiri,," kemarilah.. ummi ingin memelukmu sayang,," itulah kalimat singkat yang keluar dari bibir wanita lembut itu,,
gadis berjilab biru mua yang dari tadi masih tegak di dekat pintu berlari kecil dan memeluk wanita yang di panggilnya ummi..kini ia menangis,, menumpahkan segala yang ia simpan dalam dadanya, seperti gunung berapi yang meletus mengeluarkan larva dan bebatuan yang panas, begitulah di ibarakan gadis polos degan kesedihannya yang dalam.."ma'.. ma'afkan nayla ummi" ucapnya terbata-bta kerna singgugukan menahan isak tanginya..
" istighfar nayla,, istighfar,," nasehat ummi sambil embelai jilbab panjangnya..
para akhwat yang dari tadi hanya melihat kejadian itu kini bergerak mendekati saudari mereka itu.. ada yang ikut membelai kepala yang di tutup jilbab lebar.ada yang menggenggam tangannya. ada yang menghiburnya dengan kata-kata" kami masih di sini ukhti.."
gadis yang tidak terlalu aktif di dunia dakwah ini lambat laun menegakkan kepalanya dari pangkuan hangat ummi.. ia tersenyum, disapuhnya air mata yang kerap kali menjadi sahabatnya di sepertiga malam dengan jemari indahnya,,
" syukran ya kak,,a,,a..ana.. minta ma'af,," lagi lagi ia tak dapat menahan tangisnya...
hu..s...s... ummi membelai kepala yang selalu di tutup dengan hijab itu,,
" nayla.. udah,, tenangkan hati kamu sayang,, istighfar,," ucap ummi lagi
astaghfirullah,, ucapnya sangat pelan nyaris tak terdengar.
sesaat suasana sangat sepi,,yang ada hanya beberapa orang yang bermain dengan alam fiiran mereka masing-masing..
" nay,, apa anti sangat tertekan dengan keputusan anti?" tanya seorang gadis manis yang bernama anisa. anisa adalah sahabatnya yang paling dekat.
"anisa.. jangan bahas masalah itu.. biarkan nayla tenang dulu" tegur ummi tanpa menyakiti hati anisa..
"nay,, kita tilawah yuk,,ajak ummi bijak," tilawah bareng.. lanjut ummi
nayla,, begitulah ia di panggil akrab oleh teman-temannya..hanya menganggukan kepala pertanda ia setuju.. bersambung,, pengarang lagi gak mood untuk nulis..( hu,,uf lebay teman-teman semuanya,,)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar