Kamis, 02 April 2009

Sesuci Embun dan Seputih Awan


Tersimpan
Di file memory
Ku

Pekanbaru, 27 desember 2007

Izinkan aku melafazkan

بسم ا لله ا لرحمن ا لرحيم

Biru,, tidak ada alasan special buatku untuk menjelaskan mengapa aku menulis seuntai kata ini dengan tinta biru. Hanya yang aku tau, ketika aku memandang birunya langit, aku merasa semua beban dipundakku akan terbang di hembus oleh tiupan angin, ketika aku memandang birunya laut, aku akan merasakan lega di dadaku, solah-olah aku berpadu dalam kebiruannya.
Siapa yang mau menjelaskan padaku apa itu persahabatan sejati? Kapan persahabatan itu datang, dan kapan ia akan pergi, mungkinkah seorang sahabat akan meninggalkan sahabatnya dalam keseorangan?

Aku tau hanya Allah yang tidak pernah tidur, senantiasa menanti hambaNya untuk kembali pada Nya, malam jadi siangnya, dan siang jadi malamnya, itulah Allah, banyak rahasia indah yang telah di rencanakannya untuk hamba Nya, tapi kebanyakan kami manusia tidak mengetahuinya.
Pagi ini, aku melihat mentari pagi tersenyum memberikan kehangatannya pada penduduk bumi, aku bisa merasakan manisnya goresan senyumnya saat ia dapat perintah dari Sang Khaliq, apakah aku juga bisa seperti dia, tersenyum saat adzan telah di kumandangkan?
Sahabat.. banyak yang mengatakan dirinya adalah sahabat, tapi sayangnya dia belum faham apa itu sahabat, jujur aku juga masih bingung apa itu sahabat.
Ini adalah kisahku dengan sahabatku,
Sahabat yang telah pergi meninggalkan aku, aku juga tidak tau apakah ia layak disebut dengan sahabat, atau aku yang tidak layak di sebut dengan itu.
Allahu ‘alam.

Aku adalah anak cucu dari adam, aku di lahirkan dari segumpal ‘alaqoh, aku berdiam diri di dalam rahim ibuku selama sembilan bulan lamanya, aku tidak ingat apa-apa saja yang telah aku lakukan saat aku sudah di tiupkan ruh, saat aku telah di berikan kehidupan oleh Robb ku,
Tapi aku tau dari cerita ibu, ayah dan orang-orang disekelilingku aku menangis saat aku di keluarkan dari rahim yang begitu nyaman buatku, tempat yang telah melindungiku selama sembilan bulan, dan hanya di amanhkan untuk kaum hawa saja, itulah bukti Allah sangat menyayangi kami kaum hawa, sampai rahim hanya diberikan pada kami, salah satu sari Asma Nya. Maka dari itu berbanggalah wahai para wanita, kerna kamu telah di anugrahi keindahan yang tidak dimiliki kaum adam.
Tepat pada tanggal 26 maret 1988 aku di amnahkan oleh Robb ku untuk mengembara di salah satu dari sekian banyak planet ciptaan Nya, tepatnya di planet bumi,
Konon katanya hanya planet inilah yang di beri kehidupan oleh Allah yang Satu, kalau di Tanya kenapa planet yang lain nya tidak? Aku tidak tau jawaban detailnya, yang aku tau,, bumi adalah satu-satunya planet yang mempunyai oksigen yang banyak untuk pernafasan makhluk Nya, akan tetapi Allah tetap yang paling adil, kerna setiap planet mempunyai kelebihan tersendiri.
Sampai sekarang aku belum menemukan jawaban pasti, kenapa aku menangis saat aku di keluarkan dari temapat suci itu (rahim) , apakah kerna saat itu aku terlalu suci untuk menghadapi patamorgana ini? Apakah aku masih terlalu polos untuk melawan kecurangan dan kerusakan yang di lakukan oleh mereka sebelumku?
Inilah yang aku belum faham, padahal aku telah di berikan kekuatan cinta oleh Robb ku, dan aku telah bersaksi bahwa Dialah Robbku yang satu

قا ل ا لست بربكم؟ قالوا بلا شهد نا

Itulah janji yang aku ucapkan pada Robb ku,
Dua pulu tahun lamanya aku mengembara di bumi allah ini, mencari siapa aku sebenarnya, mencari jati diriku yang begitu sulit ku fahami, kerna kata rosulullah

من عرف ربه فقد عرف نفسه

Aku belum teralu memahami kata-kata ini, tapi aku akan mencari tau sampai aku benar-benar faham.
Dalam perjuanganku selama dua puluh tahun mengembara di dunia fana ini, aku memliki satu orang sahabat, ya,,, cukup satu saja,yang lainya akan kujadikan saudara, lantas apa bedanya sahabat dengan saudara? Saudara belum tentu jadi sahabat, tapi sahabat sudah jelas jadi saudara,
Aku tidak memiliki refrensi tentang pendapatku itu, tapi menurutku begitulah kira-kira.
Persahabtanku dengannya sebenarnya tidak terlalu romantis seperti di film-film, awalnya sahabat dan akhirnya pacaran, na’udzu billahi min dzalik, aku seharusnya bersyukur pada allah kerna kami masih bisa menjaga persahabatan kami dengan baik.
Lima tahun bersama, mengarungi samudra kehidupan di penjara suci, tempat kami menggali ilmu, lima tahun bukanlah waktu yang singkat, bagiku lima tahum adalah waktu yang sangat panjang, di dalamnya ada ratusan hari, ribuan jam, jutaan menit, panjang bukan?
Andaikan aku faham bahasa angin,, aku yakin dia akan membisikkan kata-kata cinta untukku,, andaikan aku bisa menyentuh awan, aku yakin aku akan merasakan musim semi yang berkepanjangan,,
Duri,, kerikil,, bahkan ranjau yang akan di tempuh dalam kehidupan ini,,tapi kenapa aku sangat lemah saat aku menekan kerikil di depanku? Apakah sahabat tau itu???
Rasanya kau ingin mengubur kata-kata sahabat dalam hidupku seperti terkuburnya sabahatku, aku tidak ingin memiliki sahabat lagi kerna aku tau untuk menemukan sahabat tidak semudah membalikkan telapak tangan,apalagi saat ini yang ada dalam benak anak adam adalah harta jabatan tahta,, persaingain curang,, dengki, iri, banyaklah yang tidak bisa kau sebutkan satu-persatu,,
Aku tidak menginginkan sahabat yang seperti itu,, lebih baik aku sendiri dari pada kau harus memiliki sahabat seperti itu..
Biru,, warnamu begitu indah,, aku larut dalam keindahanmu,, maha suci allah yang telah menjdikan warna seindah kamu,, andaikan kamu bernyawa aku ingin bersahabat dengan kamu saja,
Biru,,aku ingin sekali melalui jalan ini dengan senyuman yang tak kunjung henti,, tapi aku terlalu lemah bila harus sendiri,,

1 komentar: